Kamis, 22 November 2018

ANALISIS PILPRES 2019 - KOMUNIKASI POLITIK


NAMA KELOMPOK:
-         FIZCA ALFI SYOFKY
-         ANNISA RACHMA ARIYANI
-         PUJI BRAMAWAN PRAYOGA
ANALISIS JOKOWI – MA’RUF
1.      Mapping Parpol
·         PDIP
·         PPP
·         PKB
·         GOLKAR
·         NASDEM
·         PSI
·         PERINDO
·         PKPI
·         HANURA

2.      Mapping Calon Jokowi
·         Pekerja Keras
Jokowi adalah pemimpin dengan kerja kerasnya yang patut di acungi jempol, ia bekerja di pagi, siang, sore dan malam hari untuk memastikan pmbangunan Indonesia berjalan dengan lancar. bahkan mempunyai slogan kerja, kerja, kerja.
·         Visioner
Bapak Jokowi berpikiran jauh kedepan disaat masih banyak orang-orang yang melakukan yang tidak produktif, beliau telah memikirkan bangsa indonsia 100tahun kedepan.
·         Merakyat
seluruh masyarakat Indonesia pun sudah tau kalau pak Jokowi merakyat, blusukkan adalah kebiasaan yang dilakukan oleh beliau. hampir seluruh wilayah Indonesia ia datangi. Pak Jokowi adalah presiden pertama yang berhubungan dengan anak suku dalam yang ada di provinsi Jambi.
Mapping Calon Ma’aruf
·         Agamis
·         Bijaksana
·         Tegas

3.      Program Jokowi
·         Pembangunan manusia dalam mengurangi kemiskinan
·         Mengurangi kesenjangan antar wilayah
·         meningkatkan nilai tambah ekonomi
·         Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air
·         Sukses pemilu

4.      Juru Bicara/ Timses



5.      Khalayak Politik

Hasil survei lembaga Media Survei Nasional (Median) menyimpulkan sebagian besar pemilih Joko Widodo, jika pilpres diselenggarakan pada Februari 2018, tidak tamat sekolah dasar (SD). Survei yang dilakukan Median pada 1-9 Februari 2018 itu menempatkan Jokowi sebagai calon presiden dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Dari aspek pendidikan, pemilih Jokowi yang tidak tamat SD 40,9 %, tamat SD 39 %, tamat SMP 37,4 %,  tamat SMA/SMK 27%, tamat S1 13,7 %, dan tamat S2/S3 10%.

Jokowi masih unggul dari segi pemilih beragama Islam yaitu 32,9% dan unggul telak 53,7% pada basis pemilih non muslim.

Umur 20-29 tahun, Jokowi unggul 48,1%
Umur 30 – 39 tahun, Jokowi unggul 53,5%
Umur 40 – 49 tahun, Jokowi unggul 47,1 %
Umur 50 tahun keatas, Jokowi unggul 50%
Sumber : detiknews.com

6.      Partisipasi dan komposisi
Jokowi unggul telak pemilih di daerah Papua. Hampir 100% masyarakat Papua memilih Jokowi. Bupati Kabupaten Puncak terpilih Williem Wandik mengatakan akan memberikkan seratus persen suara masyarakat Puncak dalam Pilpres 2019 untuk Joko Widodo.
Dalam masa pemerintahan Jokowi, masyarakat benar-benar merasakan arti pembangunan karena selain membangun dan menuntaskan pembangunan infrastruktur khususnya jalan penghubung. Masyarakat di Puncak juga dapat membeli BBM dengan harga yang sama diseluruh Indonesia. Jokowi juga satu-satunya presiden yang sudah berkunjung delapan kali ke papua dari kabupaten ke kabupaten.
7.      Potensi Politik
·         Tenaga Kerja Asing
Jokowi membuat peraturan presiden nomor 20 tahun 2018 tentang tenaga kerja asing, isu tersebut menuai polemik karena dianggap memudahkan (TKA) bekerja di Indonesia
8.      Prioritas Masalah
·         Melemahnya nilai kurs rupiah yang berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok. berkurangnya daya beli masyarakat kecil.

Seperti yang diketahui bahwa saat masa pemerintahan Jokowi rupiah semakin melemah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa rupiah semakin melemah:

-          Hutang luar negeri yang harus dibayar pakai dollar
-          Banyak memakai barang luar negeri/impor
-          Defisit ekspor dan impor, impor lebih tinggi dari ekspor
-          Banyaknya hutang luar negri
-          Kondisi politik dalam negeri yang tidak stabil dan bergejolak

9.      Analisa Penyelesaian
Adapun penyelesaian dari masalah diatas adalah sebagai berikut:
-          Peningkatan penggunaan produk dalam negeri
-          Mengurangi impor barang
-          Transaksi perdagangan di dalam negeri diganti pakai rupiah
-          Kondisi politik dalam negeri yang stabil dan tidak bergejolak

10.  Hasil yang di harapkan

Hasil yang diharapkan, rupiah akan pulih dan stabil. Karena jika kita lebih pandai untuk mengelola sumber daya alam dan mengurangi impor barang, serta penggunaan produk dalam negeri ditingkatkan, diharapkan bisa menstabilkan rupiah.

ANALISIS PRABOWO – SANDIAGA UNO

1.      Mapping Parpol
·         GERINDRA
·         PAN
·         PKS
·         DEMOKRAT

2.      Mapping Calon Prabowo
·         Mengandalkan Kerja fisik
·         Disiplin Ketat
·         Tegas
·         Berkemauan Keras
·         Berkeinginan mengembalikan kejayaan masa lalu
Mapping Calon Sandiaga Uno
·         Pintar
·         Mengambil keputusan secara tegas
·         Semangat tak pernah menyerah
·         Santun dalam bersikap
·         Mengutamakan kepentingan orang lain

3.      Program Prabowo
·         Menyelenggarakan politik pembangunan yang memprioritaskan rakyat, melalui penyusunan anggaran pro rakyat, kebijakan ekonomi pro-penciptaan lapangan kerja, kebijakan fiskal yang pro daya beli masyarakat, kebijakan subsidi yang mendorong kemampuan produksi, kebijakan menjadi harga terjangkau dan stabil serta pembangunan infrastruktur pertanian dan pedesaan yang mendukung berkembangnya sector produktif
·         Membangun industri hulu dan industry manufaktur nasional berbasis inovasi nasional untuk meningkatkan daya saing, berbahan baku lokal guna memberikan nilai tambah bagi komoditas dalam negeri, mendorong berkembangnya industri rakyat serta menyokong penyerapan angkatan kerja
·         Membangun kembali industri strategis nasional yang mampu memproduksi barang barang modal, untuk mengurangi ketergantungsn impor barang modal
·         Meningkatkan kesejahteraan petani melalui penerapan inovasi digital farming untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus mendorong generasi muda dalam bidang pertanian
              Sumber   : idntimes,com
4.      Juru Bicara/ Timses

5.      Khalayak Politik

Hasil survei lembaga Media Survei Nasional (Median) menyimpulkan pemilih Prabowo yang tidak tamat SD 13,7 %, tamat SD 21%, dan tamat SMP 22,8%, kemudian yang tamat SMA/SMK 25,1%, tamat S1 34%, dan tamat S2/S3 40%
            Prabowo unggul dalam pengguna di media sosial yaitu sebesar 30,5%
            Umur dibawah 19 tahun, Prabowo unggul 44,8%
Sumber : detiknews.com

6.      Partisipasi dan komposisi
Di daerah Sumatera, Prabowo – Sandiaga Uno unggul dari Jokowi – Ma’ruf. Elektabilitas Prabowo – Sandiaga di Sumatera mencapai 48,9 %
Menurut Hasanuddin, Di Sumatera secara tradisional memang wilayahnya Prabowo sejak 2014
Survei lain yaiu Alvara Research Center, menyebutkan bahwa hasil survey Prabowo unggul juga di daerah Tasikmalaya Raya yaitu sebesar 47,8 %
Sumber: nasional.kompas.com
7.      Potensi Politik
Cawapres bayar Rp. 1 Triliun
Salah satu isu yang menyerang kubu Prabowo Sandiaga adalah Sandiaga uno yang mengeluarkan uang sebesar 1 Triliun agar terpilih menjadi cawapres Prabowo. Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto dalam pidatonya menjadi inspektur HUT upacara RI sempat menyinggung bakal calon wakil presiden yang harus mengeluarkan uang sebesar 1 Triliun untuk bisa maju di pilpres 2019.




8.      Prioritas Masalah
Kasus “Tampang Boyolali” yang diucapkan Prabowo saat berpidato.
Sumber: serambinews.com
“…dan saya yakin kalian enggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (betul, sahut hadirin di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini”
Penggalan dari pidato Prabowo Subianto diatas telah membuat gaduh masyarakat, khususnya masyarakat Boyolali.
Penggalan itu juga membuat ribuan warga Boyolali turun ke jalan untuk mendesak Prabowo Subianto meminta maaf, pada hari Minggu (4/11/2018).
Seorang pria bernama Dakun melaporkan Prabowo Subianto ke Polda Metro Jaya, Jum’at (2/11/2018) malam terkait ucapan tampang Boyolali yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Jawa Tengah.
Pada hari Jum’at (2/11/2018) malam, Dakun melalui kuasa hukumnya Muannas Alaidid mengatakan, melaporkan Prabowo karena ucapan “tampang Boyolali” dalam pidato Prabowo di Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Prabowo dianggap melanggar Pasal 28 ayat 2 Pasal 45 A 2 UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang ITE dan/atau Pasal 4 huruf b angka 2 jo Pasal 16 UU RI nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis da/atau pasal 165 KU
Pemilik akun youtube, Taufik Irvani, mengunggah penggalan pidato Prabowo, berdurasi 2 menit pada 1 November 2018.

9.      Analisa Penyelesaian

Menunjuk jubir dan mengklarifikasi mengenai maksud dari “tampang Boyolali” yang  diucapkan Prabowo.

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Suhendra Ratu mengklarifikasi, bahwa makna yang diungkapkan oleh Pak Prabowo itu merupakan makna tersembunyi ketimpangan atas modernitas dan sosial masyarakat. Jadi, istilah “tampang Boyolali” itu bukan merupakan suatu penghinaan terhadap kelompok tertentu. Apa yang disampaikan Prabowo merupakan gaya Bahasa atau retorika yang berbeda setiap orang.

10.  Hasil yang di harapkan
Masyarakat Boyolali mengerti akan maksud yang dilontarkan Pak Prabowo, dan tidak lagi mempermasalahkan soal “Tampang Boyolali” yang dianggap mengecilkan masyarakat Boyolali. Serta menjadi pelajaran baru bagi Pak Prabowo agar lebih hati-hati dalam berkata-kata, karena tidak semua orang mengerti dan menerima apa yang kita sampaikan. Selain itu, semoga tidak memberikkan pengaruh besar terhadap pemilih Prabowo pada pilpres nanti.

Sabtu, 22 September 2018

KERANGKA PEMBAHASAN MENGENAI “PRO DAN KONTRA 2019 GANTI PRESIDEN”

  • Slide 1 : Judul
  • Slide 2 : Gambar Jokowi dan Prabowo
  • Slide 3 : Latar Belakang masalah
  • Slide 4 : Gambar tagar #2019GantiPresiden
  • Slide 5 : Rumusan Masalah
  • Slide 6 : Tujuan
  • Slide 7 : Pembahasan
  • Slide 8 : Opini penulis mengenai #2019GantiPresiden
  • Slide 9 : Opini masyarakat di sosial media twitter mengenai #2019GantiPresiden
  • Slide 10: Penyebab masyarakat kecewa akan kinerja Jokowi
  • Slide 11: Penyebab masyarakat kontra akan tagar #2019GantiPresiden
  • Slide 12 : Penutup

Sabtu, 08 September 2018

PRO DAN KONTRA 2019 GANTI PRESIDEN

NAMA : FIZCA ALFI SYOFKY
NPM     : 201510415147


       Pemilu dan partai politik merupakan satu kesatuan dalam sistem politik demokratis. Pemilu adalah arena pertarungan partai politik. Sedangkan partai politik menggunakan pemilu dalam kerangka memperoleh kekuasaan. Syamsuddin Haris mengatakan: Pemilu dan Partai Politik bukanlah aksesoris pemerintahan, tetapi kehadirannya merupakan sebuah keharusan dalam tata kelola politik demokrasi.

      Saat ini Pilkada 2019 cukup ramai diperbincangkan, termasuk ungkapan melalui #2019GantiPresiden dari masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, ungkapan 2019 Ganti Presiden pun diungkapkan melalui lagu dengan lirik yang menyindir presiden saat ini yaitu Bapak Joko Widodo. Maka dari itu, penulis memilih tema ini.

       Istilah “2019 Ganti Presiden” atau #2019GantiPresiden adalah ungkapan kekecewaan dari masyarakat terkait kinerja Pak Presiden Jokowi. Istilah ini muncul karena banyaknya polemik di dalam pemerintahan dan juga Pak Presiden Jokowi yang tidak terpenuhi. Seperti buy back Indosat, mempersulit investasi asing, mobil ESEMKA, pertumbuhan ekonomi diatas 7%, tidak menaikkan harga BBM, tidak menaikkan tarif dasar listrik, berani potong leher jika sepak bola Indonesia tidak juara, akan membangun stadion untuk persija, ekonomi meroket, Jakarta bebas banjir dan macet, persulit investasi asing, ciptakan 10juta lapangan pekerjaan, dolar tembus 10ribu, stop import pangan, tidak bagi-bagi kursi, stop hutang luar negeri.

     Dan dirasakan oleh pihak pro dari 2019 Ganti Presiden ini diantaranya adalah hukum juga mulai melemah, hanya tajam kebawah, tidak mempan untuk orang-orang yang mempunyai kekuasaan, rupiah semakin melemah hampir menyentuh Rp. 15.000, banyaknya pekerja asing yang masuk ke Indonesia, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam jam nya dikurangi, Aksi-aksi bela Islam dibilang terlalu anarkis, mengerjakan pekerjaan yang mangkrak dengan hasil hutang dari luar negeri, korupsi yang meningkat, harga-harga bahan pangan yang meningkat, sedikitnya lapangan pekerjaan, dan meningkatnya tingkat kriminalitas.

    Sementara, pihak kontra terhadap 2019 Ganti Presiden meminta Jokowi melanjutkan pembangunan yang mangkrak, selain itu, sosok Bapak Jokowi dianggap ramah dan merakyat yang membuat masyarakat kontra akan 2019 Ganti Presiden. Menurut ibu Megawati, pemimpin yang baik adalah yang memiliki mata hati, mengayomi, adil, jujur, memiliki komitmen dan kepedulian menyejahterakan rakyat dan menurutnya, karakter pemimpin tersebut ada di Jokowi. Hal ini dibuktikan dengan Bapak Jokowi yang rela tidur di tenda bersama pengungsi di Lombok yang cukup diapresiasi banyak orang terutama pihak kontra 2019 Ganti Presiden.

     Selain itu, Bapak Jokowi dianggap sebagai sosok jujur dan sederhana, serta mementingkan kepentingan rakyat. maka dari itu presiden ini dianggap pantas untuk melanjutkan dua periode. Terlepas dari pro dan kontra, diharapkan siapapun yang menjadi presiden mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik, jujur yang terpenting dan mampu mendengar kemauan rakyat.

Sumber :

Haboddin, M. (2016). Pemilu dan Partai Politik di Indonesia. Malang: UB Press.
Nugroho, B. (2014). Indonesia Memilih Jokowi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.